Cara
pembuatan mebel jepara seperti halnya produk mebel lainnya harus mengikuti
aturan dalam proses pembuatannya. Ada beberapa tahapan penting dalam pembuatan
sebuah produk mebel dan berikut adalah garis besar dari tahapan pembuatannya :

Tahap
kedua dari cara pembuatan mebel jepara adalah pembelahan kayu. Kayu log /
gelondong dibelah dengan ukuran ketebalan papan sesuai dengan yang dibutuhkan
untuk pembuatan mebel jepara. Proses pembelahan log ini membutuhkan ketelitian
dan pengalaman yang cukup tinggi, para pengusaha mebel jepara harus bisa
mengatur posisi log dengan gergaji sawmill sehingga kayu gelondong dapat
maksimal dalam penggunaannya dan tidak banyak terbuang menjadi limbah. Banyak
sekali pengusaha mebel jepara yang merugi akibat kurangnya pengalaman dan
pengetahuan dalam proses ini.
Proses selanjutnya adalah pengeringan. Setelah papan kayu di belah di perusahaan saw milling, papan2 tersebut harus di keringkan
terlebih dahulu sebelum bisa di proses menjadi produk jadi. Ada beberapa cara
dalam pengeringan papan kayu, untuk perusahaan mebel jati dengan kapasitas
produksi yang besar biasa menggunakan sistem water heater ataupun elektrik
heater dengan skala ruangan yang besar. namun untuk pengrajin mebel dengan
skala kecil biasa menggunakan sistem kiln dry/oven panggang atau batu bara.
Masing2 sistem mempunyai keuntungan dan kerugian tersendiri.
Sebelum masuk ke dalam ruangan kiln dry papan2 yang
telah di belah harus di angin2kan di ruangan yang bersirkulasi udara baik dan
kering. hal ini untuk menurunkan resiko kerusakan papan akibat perubahan
struktur kayu yang drastis. proses ini memakan waktu kurang lebih 1 – 2
minggu. Setelah itu baru papan2 kayu bisa di masukkan ke dalam ruangan kiln
dry, tentu saja dengan penataan papan dan pengaturan ruangan tersendiri. hal
ini juga membutuhkan teknik dan pengamatan tersendiri tentang penataan dan
berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghindari kerusakan papan yang
terlalu parah.
Proses
selanjutnya dari cara pembuatan mebel jepara setelah papan2 kayu kering dari
proses kiln dry adalah produksi atau pertukangan. Dalam produksi ada beberapa
proses yang harus di lalui antara lain :
Dalam
proses ini papan2 tersebut di mal / di ukur sesuai dengan kebutuhan dan
kemudian di potong sesuai ukuran dan mal. Selain dari proses pembelahan papan
diatas, proses ini juga beresiko tinggi dalam penggunaan papan yang sia2 (
rendemen / buangan ). Sekali lagi banyak sekali pengusaha mebeljepara yang merugi akibat kurang pengalaman dalam proses ini.
Dalam
proses ini komponen mebel yang masih mentah dari pembahanan di proses untuk
menjadi komponen dengan bentuk dan ukuran yang sebenarnya. proses ini juga
mencakup proses ukir kayu
Dalam
proses ini komponen2 dari proses molding di rakit menjadi produk yang di
inginkan. Tenaga tukang kayu yang berpengalaman di butuhkan dalam hal ini untuk
menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan konsumen.
Setelah
semua proses produksi selesai dekerjakan maka tinggal proses terakhir yaitu
pewarnaan atau finishing. Tenaga ahli dalam bidang pewarnaan mutlak diperlukan
disini agar produk yang telah melalui prosedur produksi yang benar tidak rusak
dan sia2. Setelah proses finishing selesai, Proses packing dan pengiriman bisa
di lakukan.
Ada beberapa bahan finishing yang lazim di gunakan
dalam pembuatan mebel jepara, Polyurethane atau sering di sebut PU ( piyu )
adalah jenis bahan finishing yang paling mahal, Nitrocellulose Gliscerine ( NC
) adalah bahan finishing yang banyak di gunakan untuk pesanan kelas export.
Melamine adalah bahan yang sering di gunakan dalam industri mebel jepara untuk
pasar lokal. Pembahasan tentang sifat dan karakter dari beberapa jenis kami
bahas dalam jenisbahan finishing untuk mebel
Cara pembuatan mebel jepara mungkin berbeda2 antara
satu perusahaan dengan yang lain, Namun penjelasan kami diatas adalah yang
biasa kami lakukan di perusahaan mebel jati jepara kami. Sekian penjelasan singkat kami akan
proses pembuatan mebel jepara yang kami lakukan.Terima kasih sudah mampir
disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar